Senin, 08 April 2013

DASAR-DASAR ANALISIS KALIMAT



DASAR-DASAR ANALISIS KALIMAT

JENIS KALIMAT
Pembagian kalimat
Berdasarkan jumlah inti yang membentuk sebuah kalimat
  1. Kalimar minor, ialah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.
  2. Kalimat mayor, ialah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.
Berdasarkan kontur (suatu bagian dari arus ujaran yan diapit oleh kesenyapan) yang ada pada sebuah kalimat
  1. Kalimat minim, ialah kalimat yang hanya mengandung satu kontur.
  2. Kalimat panjang, ialah kalimat yang mengandung dua kontur atau lebih
Berdasarkan pola dasar yang dimiliki kalimat
  1. Kalimat inti, ialah kalimat yang memiliki ciri terdiri dari dua kata, berpola S-P, dan intonasinya netral.
  2. Kalimat luas, ialah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata.
  3. Kalimat transformasi, ialah kalimat inti yang sudah mengalami perubahan baik berupa penambahan kata maupun perbanyakan unsur inti.
Berdasarakan  ragam kalimat
  1. Kalimat aktif, yaitu kalimat yang subyeknya menjadi pelaku (agens) dari perbuatan yang menjadi predikat kalimat.
  2. Kalimat pasif, yaitu kalimat yang subyeknya menjadi penderita (patiens) akibat perbuatan ang menjadi predikat kalimat.
Berdasarkan urutan kata.
  1. kalimat normal, ialah kalimat yang subyeknya mendahului predikat.
  2. kalimat inversi, ialah kalimat yang predikatnya mendahului subyek.
Berdasarkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai
  1. Kalimat berita
  2. Kalimat tanya
  3. Kalimat perintah
  4. Kalimat harapan
  5. Kalimat pengandaian.
Berdasarkan jumlah klausanya
  1. Kalimat tunggal, ialah kalimat yang hanya terdiri dari sebuah klausa.
  2. Kalimat majemuk, ialah kalimat ang terdiri dari dua klausa atau lebih.

Kalimat Majemuk
Yang dimaksud kalimat majemuk setara ialah kalimat majemuk yang klausa-klausanya sama tinggi kedudukannya.
Yang dimaksud kalimat majemuk bertingkat adalah sebuah kalimat majemuk yang salah satu klausanya menduduki suatu gatra (salah satu gatranya berupa klausa). Klausa yang merupakan sebuah gatra dalam klausa lain disebut klausa anak. Klausa yang salah satu gatranya berupa sebuah klausa disebut klausa induk.
 Ada tiga pedoman untuk membedakan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat, yaitu
a.       letak kata penghubung
Pada kalimat majemuk setara kata penghubung selalu ada di antara klausa yang dihubungkan, sedanagkan pada kalimat majemuk bertingkat (kecuali dalam beberapa hal) posisinya dapat di antara kedua klausa yang dihubungkan, dapat pula pada awal kalimat.
Contoh : Sidin pergi ke Jakartaa tetapi adiknya tinggal di rumah. (setara)
               Ia pergi ketika kita mengunginya. (bertingkat)
               Ketika kita mengunjunginya, ia pergi. (bertingkat)
b.      macam kata penghubung
Kata penghubung yang digunakan di dalam kalimat majemuk setara jumlahnya tidak banyak, antara lain dan, bahkan, lalu, atau, tetapi, hanya, jadi.
Kata penghubung yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat antara lain ketika, sebelum, sesudah, sehingga.
c.       lagu/intonasi
Pada kalimat majemuk setara lagu kalimat mempunyai dua puncak, jadi terbagi menjadi dua makrosegmen, sedangkan pada kalimat majemuk bertingkat intonasinya hanya mempunyai satu puncak. Dengan demikian lagu pada kalimat majemuk bertingkat sama seperti lagu pada kalimat tunggal.
Contoh : Uangnya banyak tetapi hidupnya tidak tenteram.
               Meskipun uangnya banyak, hidupnya tidak tenteram.
   
      Macam Kalimat Majemuk Setara
Menurut hubungan yang ada di antara klausa-klausa yang kedudukannya sederajat, kalimat majemuk setara dibedakan menjadi tiga, yaitu
  1. kalimat majemuk setara yang klausa-klausanya disambung.
Kelompok ini dapat dibedakan lagi menjadi
- hubungan menyambung biasa (dan, sedang)
            Ia pergi ke Jakarta dan adiknya tinggal di rumah
- hubungan menyambung menguatkan (bahkan)
            Ia tidak mempunyai tempat tinggal bahkan pakaiannya hanya selembar.
- hubungan menyambung mengatur (lalu, kemudian)
      Ia pergi ke Jakarta lalu keesokan harinya ia terbang ke Medan
  1. Kalimat majemuk setara yang klausa-klausanya dipertentangkan.
Kelompok ini dapat dibedakan lagi menjadi
-          mempertentangkan biasa (tetapi, namun)
            Ia bodoh tetapi kakaknya pandai sekali.
-          mempertentangkan mengganti (atau)
      Engkau tinggal di rumah atau ikut pergi ke Jakarta?
-          mempertentangkan mewatasi (hanya)
      Semua murid naik kelas hanya si Ali yang harus tinggal setahun lagi.
  1. Kalimat majemuk setara yang klausa-klausanya ada hubungan sebab-akibat (jadi, karena itu).
            Ia belajar dengan sungguh-sungguh jadi nilainya bagus.

Macam Kalimat Majemuk Bertingkat
Seperti telah dikemukakan di atas dalam kalimat majemuk bertingkat klausa anak menjadi bagian dari klausa induk dan menduduki salah satu gatra atau sebagai bagian dari salah satu gatra.
Kalimat majemuk bertingkat dibedakan berdasarkan klausa anaknya.
  1. KMB dengan klausa anak subyektif (pengganti subyek)
Contoh : Bahwa saudaranya sudah datang dari Jakartaa belum diketahuinya.
  1. KMB dengan klausa anak predikatif (pengganti predikat)
Contoh : Pohon itu tingginya sepuluh meter.
  1. KMB dengan klausa anak menduduki fungsi obyek penderita
Contoh : Ia menyangka bahwa musuh telah mengundurkan diri.
  1. KMB dengan klausa anak menduduki fungsi obyek ber-kata depan
Contoh : Ia tidak tahu bahwa sahabatnya telah meninggal dunia.
  1. KMB dengan klausa anak menduduki fungsi obyek semu
Contoh : Ia berpendapat bahwa kendnaraan itu baik sekali.
  1. KMB dengan klaua anak menduduki gatra keterangan waktu
Contoh : Ia masih kecil ketika keluarganya pindah ke Bandung.
  1. KMB dengan klausa anak menjadi gatra keterangan sebab.
Contoh : Ia dibenci tetangganya karena kelakuannya kurang baik.
  1. KMB dengan klausa anak menjadi gatra keterangan tujuan
Contoh : Ia belajar sungguh-sungguh supaya nilainya bagus.
  1. KMB dengan klausa anak menjadi gatra keterangan perlawanan
Contoh : Meskipun hidupnya sederhana, ia berbahagia.
  1. KMB dengan klausa anak menjadi gatra keterangan syarat
Contoh : Jika hari tidak hujan, ia akan datang.
  1. KMB dengan klausa anak menjadi gatra keterangan kata
Contoh : Orang yang timpang kakinya itu komandan saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar