DASAR-DASAR ANALISIS KALIMAT
JENIS
KALIMAT
Pembagian kalimat
Berdasarkan jumlah inti yang membentuk sebuah
kalimat
- Kalimar minor, ialah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.
- Kalimat mayor, ialah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.
Berdasarkan kontur (suatu bagian dari arus ujaran yan diapit oleh
kesenyapan) yang ada pada sebuah kalimat
- Kalimat minim, ialah kalimat yang hanya mengandung satu kontur.
- Kalimat panjang, ialah kalimat yang mengandung dua kontur atau lebih
Berdasarkan pola dasar yang dimiliki kalimat
- Kalimat inti, ialah kalimat yang memiliki ciri terdiri dari dua kata, berpola S-P, dan intonasinya netral.
- Kalimat luas, ialah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata.
- Kalimat transformasi, ialah kalimat inti yang sudah mengalami perubahan baik berupa penambahan kata maupun perbanyakan unsur inti.
Berdasarakan ragam kalimat
- Kalimat aktif, yaitu kalimat yang subyeknya menjadi pelaku (agens) dari perbuatan yang menjadi predikat kalimat.
- Kalimat pasif, yaitu kalimat yang subyeknya menjadi penderita (patiens) akibat perbuatan ang menjadi predikat kalimat.
Berdasarkan urutan kata.
- kalimat normal, ialah kalimat yang subyeknya mendahului predikat.
- kalimat inversi, ialah kalimat yang predikatnya mendahului subyek.
Berdasarkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai
- Kalimat berita
- Kalimat tanya
- Kalimat perintah
- Kalimat harapan
- Kalimat pengandaian.
Berdasarkan jumlah klausanya
- Kalimat tunggal, ialah kalimat yang hanya terdiri dari sebuah klausa.
- Kalimat majemuk, ialah kalimat ang terdiri dari dua klausa atau lebih.
Kalimat Majemuk
Yang dimaksud kalimat majemuk setara ialah kalimat
majemuk yang klausa-klausanya sama tinggi kedudukannya.
Yang dimaksud kalimat majemuk bertingkat adalah
sebuah kalimat majemuk yang salah satu klausanya menduduki suatu gatra (salah
satu gatranya berupa klausa). Klausa yang merupakan sebuah gatra dalam klausa
lain disebut klausa anak. Klausa yang salah satu gatranya berupa sebuah klausa
disebut klausa induk.
Ada tiga
pedoman untuk membedakan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat,
yaitu
a. letak kata penghubung
Pada kalimat majemuk setara kata penghubung selalu
ada di antara klausa yang dihubungkan, sedanagkan pada kalimat majemuk
bertingkat (kecuali dalam beberapa hal) posisinya dapat di antara kedua klausa
yang dihubungkan, dapat pula pada awal kalimat.
Contoh : Sidin pergi ke Jakartaa tetapi adiknya
tinggal di rumah. (setara)
Ia pergi ketika kita mengunginya.
(bertingkat)
Ketika kita mengunjunginya, ia pergi. (bertingkat)
b. macam kata penghubung
Kata penghubung yang digunakan di dalam kalimat
majemuk setara jumlahnya tidak banyak, antara lain dan, bahkan, lalu, atau,
tetapi, hanya, jadi.
Kata penghubung yang digunakan dalam kalimat
majemuk bertingkat antara lain ketika, sebelum, sesudah, sehingga.
c. lagu/intonasi
Pada kalimat majemuk setara lagu kalimat mempunyai
dua puncak, jadi terbagi menjadi dua makrosegmen, sedangkan pada kalimat
majemuk bertingkat intonasinya hanya mempunyai satu puncak. Dengan demikian
lagu pada kalimat majemuk bertingkat sama seperti lagu pada kalimat tunggal.
Contoh : Uangnya banyak tetapi hidupnya tidak
tenteram.
Meskipun uangnya banyak, hidupnya tidak tenteram.
Macam Kalimat Majemuk Setara
Menurut hubungan yang ada di antara klausa-klausa
yang kedudukannya sederajat, kalimat majemuk setara dibedakan menjadi tiga,
yaitu
- kalimat majemuk setara yang klausa-klausanya disambung.
Kelompok ini dapat dibedakan lagi menjadi
- hubungan menyambung biasa (dan, sedang)
Ia
pergi ke Jakarta dan adiknya tinggal di rumah
- hubungan menyambung menguatkan (bahkan)
Ia
tidak mempunyai tempat tinggal bahkan pakaiannya hanya selembar.
- hubungan menyambung mengatur (lalu, kemudian)
Ia
pergi ke Jakarta lalu keesokan harinya ia terbang ke Medan
- Kalimat majemuk setara yang klausa-klausanya dipertentangkan.
Kelompok ini dapat dibedakan lagi menjadi
-
mempertentangkan biasa (tetapi, namun)
Ia bodoh tetapi kakaknya pandai sekali.
-
mempertentangkan mengganti (atau)
Engkau
tinggal di rumah atau ikut pergi ke Jakarta?
-
mempertentangkan mewatasi (hanya)
Semua
murid naik kelas hanya si Ali yang harus tinggal setahun lagi.
- Kalimat majemuk setara yang klausa-klausanya ada hubungan sebab-akibat (jadi, karena itu).
Ia belajar dengan sungguh-sungguh jadi nilainya bagus.
Macam Kalimat Majemuk Bertingkat
Seperti telah dikemukakan di atas dalam kalimat
majemuk bertingkat klausa anak menjadi bagian dari klausa induk dan menduduki
salah satu gatra atau sebagai bagian dari salah satu gatra.
Kalimat majemuk bertingkat dibedakan berdasarkan
klausa anaknya.
- KMB dengan klausa anak subyektif (pengganti subyek)
Contoh : Bahwa saudaranya sudah datang dari
Jakartaa belum diketahuinya.
- KMB dengan klausa anak predikatif (pengganti predikat)
Contoh : Pohon itu tingginya sepuluh meter.
- KMB dengan klausa anak menduduki fungsi obyek penderita
Contoh : Ia menyangka bahwa musuh telah mengundurkan
diri.
- KMB dengan klausa anak menduduki fungsi obyek ber-kata depan
Contoh : Ia tidak tahu bahwa sahabatnya telah
meninggal dunia.
- KMB dengan klausa anak menduduki fungsi obyek semu
Contoh : Ia berpendapat bahwa kendnaraan itu baik
sekali.
- KMB dengan klaua anak menduduki gatra keterangan waktu
Contoh : Ia masih kecil ketika keluarganya pindah
ke Bandung.
- KMB dengan klausa anak menjadi gatra keterangan sebab.
Contoh : Ia dibenci tetangganya karena kelakuannya
kurang baik.
- KMB dengan klausa anak menjadi gatra keterangan tujuan
Contoh : Ia belajar sungguh-sungguh supaya
nilainya bagus.
- KMB dengan klausa anak menjadi gatra keterangan perlawanan
Contoh : Meskipun hidupnya sederhana, ia
berbahagia.
- KMB dengan klausa anak menjadi gatra keterangan syarat
Contoh : Jika hari tidak hujan, ia akan datang.
- KMB dengan klausa anak menjadi gatra keterangan kata
Contoh : Orang yang timpang kakinya itu komandan
saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar